Obesitas Berperan terhadap Komplikasi Sindroma Metabolik


Penulis: Afandi DH

Sindrom adalah merupakan kumpulan dari gejala. Sedangkan sindroma metabolik merupakan kumpulan dari faktor risiko metabolik yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus (DM) tipe 2. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan protrombotik dan proinflamasi. Hal ini menyebabkan sindroma menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang utama pada saat ini (Bona Adhista, 2007).

Dua patogenesis utama yang mendasari terjadinya sindroma metabolik adalah obesitas dan resistensi insulin. Pada kebanyakan pasien, sindroma metabolik berujung pada terjadinya penyakit DM tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler (Bona Adhista, 2007).



Sindroma Metabolik

Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor ririko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler atherosklerotik. Obesitas abdominal dan resistensi insulin memainkan peranan penting terhadap timbulnya komplikasi utama sindroma metabolik, yaitu penyakit kardiovaskuler dan DM tipe 2 (Bona Adhista, 2007).

Obesitas

Obesitas berarti penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makanan yang lebih besar daripada yang dapat dipakai oleh tubuh untuk energi (Guyton & Hall, 1997).

Faktor-faktor Penyebab Obesitas

Menurut Guyton & Hall (1997), obesitas dapt dipengaruhi oleh:

1. Faktor psikogenik

Biasanya seseorang diketahui mengalami kenaikan berat badan yang besar selama atau setelah keadaan yang menekan. Dalam hal ini, makanan dijadikan alat pelepas ketegangan.

2. Kelainan neurogenik

Lesi pada nukleus ventromedialis hipotalamus menyebabkan manusia makan secara berlebihan dan menjadi gemuk sehingga menyebabkan kelebihan produksi insulin, yang selanjutnya meningkatkan penyimpanan lemak.

Pada penderita tumor hipofisis yang menekan hipotalamus menjadi gemuk secara bertahap, sehingga dapat dengan pasti obesitas tersebut dihasilkan karena kerusakan hipotalamus.

3. Faktor genetika

Kelainan genetik pada sifat kimiawi penyimpanan lemak diketahui menyebabkan obesitas pada beberapa turunan tikus dan mencit.

4. Kelebihan nutrisi pada masa kanak-kanak

5. Kegemukan Akibat Kortisol

Walaupun kortisol dapat menyebabkan timbulnya mobilisasi asam lemak secukupnya dari jaringan lemak, banyak penderita yang kelebihan sekresi kortisol seringkali menderita kegemukan yang khas, dengan penumpukan lemak yang berlebihan di daerah dada dan di daerah kepalanya, sehingga badannya seperti sapi dan wajahnya bulat yang disebut 'moon face' (Guyton & Hall, 1997).

Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah keadaan dimana terjadi gangguan respon metabolik terhadap kerja insulin, akibatnya dibutuhkan kadar insulin lebih banyak untuk mempertahankan keadaan normoglikemi. Pembesaran depot lemak visceral yang aktif secara lipolitik akan meningkatkan keluaran asam lemak bebas ke sirkulasi porta dan akan menurunkan pengikatan dan ekstraksi insulin di hati sehingga menyebabkan hiperinsulinemi sistemik. (Bona Adhista, 2007).

Rehabilitasi Medik

Menurut Noer Rachma (2007), upaya pencegahan primer sindrom metabolik dilakukan dengan penyuluhan tentang perubahan pola makan, menghindari stress dan latihan fisik/exercise untuk memperbaiki kontrol gula darah, mempertahankan atau menurunkan berat badan, serta dapat meningkatkan kadar kolesterol-HDL.

Latihan fisik yang cocok dan aman untuk pasien sindrom metabolik adalah latihan aerobik dan wight-resistance (daya angkat beban).



Daftar Pustaka

Adhista, Bona. 2008. Metabolic Syndrome. Simposium Pelantikan Dokter Periode 161 Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


0 comments:

Post a Comment